UNTUKMU, PASANGAN JARAK JAUH-KU: SATU HAL YANG KAU HARUS TAHU


     Sayang...
     Sedang apa? Sudah makan? Bagaimana pekerjaanmu? Apa kau lelah? Perempuan mana yang menggodamu kali ini? Maaf jika aku hanya bisa bertanya. Disaat semua temanmu bisa merasakan sentuhan wanitanya tanpa dihalangi jarak, maaf karena aku tak bisa memberinya. Seharusnya aku disana, disampingmu: menepuk pundakmu, memangku kepalamu, dan mengelus rambutmu untuk menghilangkan semua penat yang kau rasa.
Aku menulis ini dengan penuh rindu yang kutahan. Kalau boleh aku berterus terang, aku baru saja menangis dikalahkan rindu. Walaupun setiap hari kukatakan bahwa aku merindukanmu, tetap saja itu tak mengubah apa-apa. Aku masih disini dengan perasaan yang sama dan rindu yang semakin memuncak. Begitulah, semakin kukatakan, sakitnya semakin meradang. Apalagi setiap kali kulihat namamu muncul di layar telepon genggamku, ada perasaan hangat yang muncul saat rindu sudah lama membeku akan ketidakhadiranmu. Tidak jauh dari aku menginginkan pelukan nyata darimu.
Maka dari itu, kuputuskan untuk memendamnya akhir-akhir ini. Aku hanya takut kau muak mendengarnya, Sayang. Karena tidak sepantasnya aku seperti ini. Merengek ingin kau disini dan mematikan semua rasa rindu yang kutanam dalam-dalam.
Tapi berikan aku sedikit waktu untuk berbicara apa adanya. Aku adalah perempuan yang mencintaimu dari kejauhan. Kuharap kau juga begitu: laki-laki yang mencintaiku dari kejauhan. Saat semua teman sekelilingku merengek manja ditemani kekasihnya, aku disini mati-matian menahan iri dan berusaha melakukan apapun sendiri. Jarak kita tidaklah dekat, biaya bertemu juga tidak murah. Demi pertemuan yang telah kita rencanakan beberapa bulan ke depan, aku bertahan. Aku ingin kita bertahan, Sayang.
Kau tau? Menahan rindu sepenuh ini bukanlah perkara yang mudah. Sampai kurasakan rasa sakit khas tenggorokan yang sedang menahan tangis. Memang benar adanya. Rindu tidak perlu perkataan. Rindu hanya butuh pertemuan.
Sayang...
Ketahuilah, sekarang kuusap air mataku. Aku yakin sekali kau tak ingin aku seperti ini. Kau juga tak ingin kita yang seperti ini. Dari awal, kita telah memilih. Bertahanlah... kau tak berjuang sendirian. Bersabarlah... Bukankah Tuhan bersama orang-orang yang sabar?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERUNTUKMU, AKU MENULIS INI

NICHOL BILANG...

KAU TERUS BERLARI SEDANGKAN AKU LELAH MENCARI