DEAR NICHOL
Maaf karena tulisanmu yang dulu baru sekarang terbalas. Aku sudah berkali-kali menulisnya, tapi selalu berhenti di tengah jalan. Ntahlah... Banyak hal yang ingin kusampaikan tapi terlalu bingung untuk dituliskan. Padahal biasanya menulis adalah salah satu caraku "berbicara" saat tak ada seorangpun pendengar atau terlalu sulit untuk berbicara lisan. Akhir-akhir ini, pikiranku kacau. Seandainya otakku bisa berbicara, aku yakin dia sudah berteriak, meracau tak jelas. O iya, terima kasih karena sudah menulis untukku. Sudah lama sekali tak ada laki-laki yang menulis untukku sejak kutemukan surat cinta di dalam laci mejaku sewaktu duduk di Sekolah Dasar. Kau tau? Aku tak percaya kau benar-benar menulis, menulis surat cinta lebih tepatnya. Ya, anggap saja tulisanmu itu sebuah surat cinta. Maksutku, lihatlah dirimu. Si penggila klub sepak bola berslogan YNWA, si pecandu nikotin bakar, si penikmat seni amatiran dengan tatto di lengan dan gaya slenge'an. Seandainya kau tau,