KAU TERUS BERLARI SEDANGKAN AKU LELAH MENCARI


Ini sudah memasuki hari ke-4 sejak kita mulai memutuskan untuk tak lagi bertegur sapa. Cukup lama bagiku yang, jujur saja, susah untuk tak menyapamu walau hanya sehari saja. Tak ada perjanjian, tak ada kesepakatan. Aku tidak tau secara pasti siapa yang memulai. Tiba-tiba saja aku merasa kau bukanlah lagi kau yang kukenal.
Aku tak lagi menerima pesan "Aku berangkat kerja dulu ya, kamu hati-hati berangkat kuliahnya.", sehingga kita berdua tak lagi saling mendoakan.
Aku tak lagi menerima pesan "I'm getting my lunch, kamu uda makan?", sehingga kita berdua tak lagi saling mengingatkan.
Aku tak lagi menerima pesan "Aku capek banget nih, kamu ngapain aja seharian ini?", sehingga kita berdua tak lagi saling bertukar cerita.
Dan aku tak lagi menerima panggilan darimu di malam penatku, mendengar celotehan renyahmu, sampai kau dan aku terlelap dengan telepon yang masih tersambung, sehingga kita berdua tak lagi saling merindu.
Tiba-tiba saja aku merasa sendirian. Aku yang setiap hari selalu disuguhi suaramu yang menjadi penawar malasku dan segala bualan omong kosongmu, sekarang harus terbiasa lagi dengan sepi. Tak masalah bagiku, hanya saja hatiku terlalu muak untuk memulai kembali dari awal. Padahal sudah kutata rapi setahun lebih, dan kau mengacaukannya dengan tak tahu diri.
Oke, mungkin kau berpikir aku yg terlalu berlebihan menanggapimu. Tapi masih ingatkah kau, siapa yang memulai drama konyol ini? Dan sadarkah kau, siapa yang lari karena takut untuk mengakhiri? Sayang, berhentilah menjadi si pengecut yang mematahkan harapan gadisnya. Berhenti berlari dan menghindari, aku lelah mencari.
Ah sudahlah... Biarkan aku mempersiapkan diri untuk menikmati hari kelima dan esok seterusnya tanpa kamu, tanpa kita, seperti kamu yang terbiasa tanpa aku, tanpa kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERUNTUKMU, AKU MENULIS INI

NICHOL BILANG...